UDANG LAHIR BUNGKUK BUKAN KARENA SUDAH TUA, TIKUS LAHIR BERKUMIS BUKAN KARENA SUDAH TUA
Artikel Dharma ke-30, Agustus 2013
Ivan Taniputera
19 Agustus 2013
Artikel
kali ini mengajak Anda jangan mudah tertipu oleh tampilan lahiriah.
Suatu kali seseorang berpenampilan rapi memasuki sebuah toko. Ia
mengenakan dasi dan kemeja bermerk. Parfum mahal tercium menyengat.
Ternyata pria tersebut adalah penipu yang sedang mencari kelengahan
pemilik toko. Ada lagi kisah mengenai seorang gadis yang tertipu oleh
kekasihnya. Kekasihnya itu sering datang dengan berganti-ganti mobil,
sehingga disangkanya orang kaya. Ternyata semua mobil itu adalah
pinjaman. Demikianlah, umat manusia sering tertipu oleh tampilan
lahiriah.
Begitu pula banyak orang yang dari luarnya
tampak bijaksana dan mengenakan berbagai atribut keagamaan, namun mereka
sesungguhnya adalah para penipu belaka. Mereka justru laksana orang
buta membimbing orang buta. Yang patut dikasihani, orang-orang semacam
ini kerap berhasil menjaring banyak pengikut. Tidak sedikit pula, para
penipu tersebut mengobarkan kebencian dan fanatisme sempit yang membuta.
Mereka justru mendatangkan celaka dan kemalangan di muka bumi. Oleh
karenanya, kita jangan tertipu oleh tampilan lahiriah seseorang. Kita
harus memiliki kemampuan menembus hakikat di balik suatu tampilan
lahiriah. Kita hendaknya tidak melekat pada suatu tampilan lahiriah.
Bahkan Hyang Buddha dalam Sutra Vajracchedika (Sutra Intan)
mengajarkan agar kita jangan mencari hakikat Kebuddhaan pada suatu
tampilan fisik. Tampilan fisik tidak menampilkan hakikat kebenaran
sejati.
Jebakan lain yang harus kita waspadai
adalah tampilan berbagai kesenangan duniawi. Semuanya itu nampak
menyenangkan, menggiurkan, dan menjanjikan, namun bila direnungkan
secara mendalam, hakikatnya pun adalah semata-mata tipuan. Jeratan
tipuan inilah yang menjerumuskan manusia ke alam-alam rendah, sehingga
merupakan jebakan sangat mengerikan. Namun anehnya, orang justru tidak
takut padanya dan malah semakin bernafsu mengejarnya. Ujung-ujungnya
adalah penderitaan yang semakin dalam.
Marilah kita hening sejenak dan menanyakan pada diri sendiri, apakah kita masih tertipu?
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar