Sabtu, 10 Maret 2012

Ngelmu Kwan Iem

Ngelmu Kwan Iem

Ivan Taniputera
15 Maret 2009
(Hari Peringatan Bodhisattva Avalokitesvara)

Kebetulan hari ini bertepatan dengan peringatan Avalokitesvara Bodhisattva. Oleh karena itu, saya tergerak untuk menulis mengenai Beliau. Semoga karya tulis kecil dapat membuat seseorang umat Buddhis semakin mengenal Beliau.
Pertama-tama, saya ingin menjelaskan mengenai makna judul di atas. Bagi sebagian orang, kata "ngelmu" yang berasal dari bahasa Jawa berarti mencari ilmu kesaktian. Apakah "ngelmu Kwan Iem" berarti mencari kesaktian seperti Kwan Iem dalam ceritera-ceritera dongeng? YA! Tetapi kesaktian di sini maksudnya adalah Kebijaksanaan dan Belas Kasih Kwan Iem, karena sesungguhnya kebijaksanaan dan belas kasih itu adalah kesaktian yang tertinggi. Jadi "ngelmu Kwan Iem" berarti "meneladani kebijaksanaan dan belas kasih Avalokitesvara Bodhisattva."
Tadi pagi saya mengikuti kebaktian di vihara yang mengadakan pembacaan Sutra Saddharma Pundarika, yakni bagian Bumenbin (bab 25). Gatha-gathanya jika direnungkan sungguh menyentuh:

Kemudian Sang Bodhisattva Akshyamati bertanya dalam syair ini:

Yang Maha Agung dengan segala tanda-tanda gaibnya!
Biarlah sekarang aku bertanya tentangnya lagi:
Karena alasan apakah maka putera Buddha ini dinamakan Sang Avalokitesvara?

Sang Buddha dengan seluruh tanda-tanda gaibnya menjawab Sang Akshayamati dalam syair:

Dengarlah jasa-jasa dari Sang Avalokitesvara,
...
Prasetyanya yang agung sangat begitu dalam seperti lautan
Tiada dapat dibayangkan ion-ionnya
Dengan melayani ribuan koti para Buddha
Ia telah mengucapkan prasetya agung yang suci
Baiklah Aku ceritakan kepadamu secara singkat
Dia yang mendengar namanya dan melihatnya
Dan mengingat-ingatnya tanpa henti-hentinya di dalam hatinya
Akan dapat mengakhiri kesengsaraan duniawi
Meskipun orang lain dengan niat yang jahat
Melemparkannya ke dalam lubang api
Biarlah ia berpikir tentang daya gaib Sang Avalokitesvara
Dan lubang api itu akan menjadi sebuah kolam
Atau diapungkan di sepanjang samudera... dst

Demikianlah, jika kita merenungkan gatha itu kebajikan Bodhisattva Avalokitesvara sungguh tak terbayangkan. Pada bagian selanjutnya Avalokitesvara melayani segenap keinginan para makhluk dengan menyampaikan dan menjelmakan dirinya sesuai dengan keinginan mereka. Avalokitesvara sungguh guru keteladanan yang tanpa akhir.
Bila kita membaca Sutra Karandavyuha, kasih Kwan Iem juga digambarkan secara indah dan nyata! Dengan kemunculan Sang Avalokitesvara neraka menjadi tempat yang sejuk dan menyenangkan. Matahari dan rembulan dikatakan memancar keluar dari mataNya. Sungguh agung dan mengharukan kasih Kwan Iem!
Mungkin bukan kali ini saja kita merayakan peringatan Bodhisattva Avalokitesvara; namun sudahkah kita menyelami benar-benar keagungan hati Kwan Iem? Sudahkah kita mengerti makna: "Avalokitesvara bodhisattvo gambirayam caryam caramano vya va lokayati sma panca skandhah svabhava cunyan paccyati sma.....?"
Mungkin banyak orang hanya dapat mengacung2kan dupa dan meminta-minta pada sang Bodhisattva. Saya yakin Beliau pasti mendengarkan setiap keinginan para makhluk. Namun tidakkah lebih baik jika kita "ngelmu" kebijaksanaan Beliau dan menjadi Kwan Iem-Kwan Iem lainnya sehingga tugas Beliau lebih ringan.

Semoga semua makhluk berbahagia

Selamat hari Avalokitesvara Bodhisattva

Dasar-dasar Manajemen Vihara

Dasar-dasar Manajemen Vihara

Ivan Taniputera
(16 Januari 2011)


Pengantar


Sebenarnya sudah lama saya ingin menulis mengenai manajemen vihara. Meskipun demikian, karena keterbatasan waktu, baru kali ini saya berhasil menuliskan artikel dengan topik tersebut. Tulisan ini didapat dari hasil wawancara dan pengamatan terhadap berbagai organisasi vihara yang ada.
Perkembangan zaman yang terus bergulir menghendaki adanya suatu sistim manajemen vihara. Tentu saja sistim yang diadopsi dalam mengatur vihara kemungkinan berbeda dari satu vihara ke vihara lainnya. Meskipun demikian, terdapat suatu panduan garis besar manajemen yang dapat diberlakukan di sebagian besar vihara.
Diharapkan artikel ini sanggup memberikan sumbangsih berharga bagi kemajuan organisasi vihara di negeri kita dan sanggup memajukan perkembangan agama Buddha pada umumnya.

a.Perlunya manajemen vihara

Bila direnungkan lebih seksama, vihara juga merupakan sejenis organisasi yang membutuhkan pengaturan, sehingga segenap fungsinya dapat berjalan lancar. Hal ini tidaklah berbeda dengan organisasi lain yang bersifat duniawi, umpamanya partai politik dan perusahaan. Vihara memerlukan sistim organisasi dan pengaturan yang baik, sehingga dapat memaksimalkan pelayanan terhadap umat tanpa terkecuali. Bedanya dengan organisasi sekuler ataupun keagamaan lainnya adalah manajemen vihara hendaknya mengedepankan prinsip-prinsip Dharma.

b.Prinsip-prinsip dasar manajemen vihara

Sebagaimana yang baru saja diungkapkan, prinsip-prinsip Dharma selayaknya menjadi landasan utama bagi manajemen vihara. Metta karuna hendaknya menjadi motor penggerak bagi sistim manajemen vihara. Dengan adanya belas kasih berlandaskan Dharma, hendaknya terjadi sikap saling menghormati dan mengasihi antara sesama pelaku manajemen vihara dan antara pelaku manajemen vihara dengan umat.
Sikap rendah hati dan tidak mementingkan diri sendiri, patut ditanamkan bagi setiap pelaksana manajemen vihara. Masing-masing hendaknya bersikap saling asih dan asuh. Jangan ada pelaksana manajemen vihara yang merasa dirinya paling penting, paling pandai, atau paling hebat. Yang patut dikedepankan adalah hasil kerja kelompok (team) dan bukannya kinerja perseorangan (single fighter).
Prinsip berikutnya adalah mudita, yang dalam hal ini adalah saling menyokong antara sesama pelaksana manajemen. Jangan menyalahkan atau mencoba menimpakan kesalahan pada orang lain. Bila ada sesama pelaksana yang sanggup menelurkan ide-ide atau karya hebat, kita hendaknya bersuka cita.
Selanjutnya adalah prinsip upekkha atau keseimbangan batin. Dalam hal ini seorang pelaksana harus dengan lapang dada menerima kritikan atau masukan dari sesama pelaksana manajemen serta umat. Jangan setelah menerima kritikan lantas marah atau emosi. Beberapa orang lantas mengundurkan diri dan tidak mau datang lagi ke vihara setelah dikritik. Biarlah kritik itu menjadi pelajaran bagi diri kita sebagai bekal kehidupan di tengah masyarakat. Keseimbangan batin ini juga mendorong kita agar tidak bersikap membeda-bedakan. Umat vihara tentunya berasal dari banyak golongan dan tingkat perekonomian. Janganlah mengutamakan umat-umat yang kaya atau berduit saja. Buddha sendiri mengajarkan Dharma kepada semua orang tanpa membeda-bedakan. Oleh karena itu, sudah sewajarnya kita meneladani Guru kita.
Tentu saja masih banyak lagi prinsip-prinsip lainnya, namun nampaknya keempat prinsip di atas yang terpenting. Prinsip-prinsip kecil lain umpamanya adalah rela berkorban serta tak mudah mengeluh. Sebelum seseorang memangku tugas-tugas sebagai pelaksana manajemen vihara, hendaknya prinsip-prinsip ini dipahami baik-baik.
Sebaliknya, sebagai umat kita juga harus menghargai para pelaksana manajemen vihara. Kita selaku umat perlu menyadari bahwa pelaksana manajemen telah bekerja keras menyelesaikan berbagai tugas. Dengan demikian, kita jangan mudah menyalahkan mereka hanya karena urusan sepele. Kendati demikian kembangkan sikap saling membangun. Apabila sekiranya ada kritikan atau usulan membangun janganlah ragu-ragu menyampaikan pada mereka. Dengan demikian, hubungan yang kondusif antara pelaksana manajemen vihara dan umat akan terselenggara dengan baik.

c.Tatanan organisasi vihara

Sebagai pelindung bagi manajemen vihara biasanya adalah anggota Sangha. Selanjutnya diperlukan seorang ketua vihara. Sesudah itu barulah dibentuk berbagai divisi sesuai kebutuhan vihara, seperti bendahara, divisi kerohanian, divisi acara, divisi muda-mudi, divisi keamanan, divisi umum, dan lain sebagainya. Masing-masing vihara kemungkinan memiliki divisi yang tidak sama. Oleh karena itu, sebelum merancang sistim organisatoris vihara perlu mempertimbangkan kebutuhan yang ada. Yang perlu diingat divisi-divisi dalam vihara tidaklah berdiri sendiri-sendiri melainkan harus saling berkoordinasi satu sama lain. Suatu kegiatan barulah dapat terlaksana apabila berbagai divisi itu sanggup bekerja sama dengan baik.

KETUA VIHARA

Memimpin divisi-divisi di bawahnya dan mengupayakan agar kegiatan vihara berjalan lancar. Ketua vihara hendaknya berkoordinasi dengan pelindung manajemen vihara, yang biasanya berasal dari kalangan Sangha. Tugas ketua vihara sangat berat. Ia hendaknya sanggup pula mencari pribadi-pribadi yang berbobot demi mengembangkan viharanya.

BENDAHARA
Tugasnya tentu saja adalah menangani masalah keuangan vihara. Adapun kemungkinan sumber keuangan vihara antara lain: (1)sumbangan atau dana umat dan (2)penjualan melalui bursa. Oleh karena itu, di bawah bendahara boleh dibentuk divisi bursa vihara. Bendahara hendaknya sanggup menghadirkan laporan keuangan vihara yang transparan-mengingat sekarang adalah era transparasi. Sebagai tambahan, karena berkaitan dengan laporan keuangan vihara, ada baiknya bendahara menguasai pula ilmu akutansi. Penguasaan ilmu ini merupakan tuntutan perkembangan zaman, sehingga bila suatu vihara ingin maju diperlukan pula tenaga-tenaga handal sebagai pengurusnya.

DIVISI KEROHANIAN
Bertugas menangani kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan pembelajaran dan pembabaran Dharma. Sebagai contoh adalah mengatur penyelenggaraan sekolah minggu atau kelas pembelajaran Dharma bagi muda-mudi.

DIVISI ACARA
Bertugas menangani acara-acara rutin maupun khusus. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan vihara, umpamanya retret, bakti sosial atau pembagian sembako juga merupakan tanggung jawab divisi ini. Khusus mengenai retret dapat berkoordinasi dengan divisi kerohanian, mengingat masing-masing divisi tidaklah berdiri sendiri-sendiri. Acara rutin misalnya puja bakti mingguan atau setiap hari uposatha. Oleh karena, upacara-upacara di vihara memerlukan kehadiran para anggota Sangha, divisi acara juga perlu berkoordinasi dengan pelindung organisasi manajemen vihara, tentu saja melalui ketua vihara.
Penyambutan umat juga menjadi tanggung jawab divisi acara.

DIVISI MUDA-MUDI

Kaum muda merupakan elemen penting vihara. Pada pundak kaum muda terletak kemajuan vihara dan agama Buddha secara umum di masa mendatang. Itulah sebabnya, penulis merasa perlu mengadakan suatu divisi khusus bagi kaum muda-mudi demi mewadahi dan menyalurkan aspirasi mereka. Mungkin ada yang berpikir bahwa kegiatan divisi muda-mudi ini ada tumpang tindihnya dengan divisi kerohanian (berupa kelas Dharma bagi kaum muda-mudi). Memang pemikiran ini ada benarnya, karena suatu divisi itu tidaklah berdiri sendiri-sendiri, sehingga perlu ada koordinasi antara berbagai divisi yang ada, termasuk divisi kerohanian dan muda-mudi. Divisi muda-mudi mungkin lebih banyak menangani kegiatan selain kerohanian, seperti kursus bahasa Inggris, Mandarin, bela diri, dan lain sebagainya yang dilakukan dalam lingkungan vihara. Tentu saja, hal ini tidak berarti bahwa orang yang merasa dirinya tidak muda lagi tak boleh berpartisipasi dalam kegiatan semacam itu.

DIVISI KEAMANAN

Bertugas menangani masalah keamanan dan ketertiban di vihara. Mengingatkan para pengunjung agar berpakaian sopan juga menjadi tanggung jawab divisi keamanan. Tentu saja dalam menjalankan tugasnya divisi keamanan harus tetap bersikap ramah dan sopan namun tegas. Salah satu tugas lain divisi keamanan misalnya mengingatkan pengunjung vihara yang lalai melepas alas kakinya saat memasuki vihara.

d.Penyambutan tamu

Salah satu pertanyaan penting sehubungan dengan manajemen vihara adalah apakah diperlukan penyambut tamu saat diadakannya puja bakti di vihara. Tentu saja jawaban bagi pertanyaan ini beragam. Memang dalam naskah-naskah suci Buddhis tidak disebutkan mengenai perlunya penyambutan bagi tamu (setidaknya sejauh yang saya ketahui). Meskipun demikian, bila direnungkan menjadi penyambut tamu setidaknya dapat menjadi latihan bagi kita mengembangkan keramahan. Sesungguhnya memberikan senyuman saja, dapat dianggap sebagai pemberian dana. Jadi adanya penyambut tamu tidak ada ruginya serta dapat membawa efek positif.
Lalu dari sudut pandang sistim manajemen vihara, di bawah koordinasi siapakah penyambut tamu itu? Penyambut tamu dapat berada di bawah divisi acara. Ada baiknya, sebelum bertugas sebagai penyambut tamu seseorang diberikan training dan panduan terlebih dahulu.

e.Pendapatan dan pengeluaran vihara


Bendahara bertugas melakukan pembukuan terhadap pemasukan dan pengeluaran vihara. Sebelumnya perlu didata terlebih dahulu apa yang menjadi sumber pemasukan dan pengeluaran vihara.

SUMBER PEMASUKAN VIHARA

Kotak dana sumbangan
Sumbangan umat
Penjualan barang-barang di bursa (patung, barang sembahyang, dan lain sebagainya)
Khusus kotak dana sumbangan perlu dihitung secara berkala, umpamanya seminggu sekali. Lalu seluruh hasilnya dibukukan secara teliti dan cermat.

SUMBER PENGELUARAN VIHARA

Listrik
Kebersihan dan perawatan
Gaji karyawan (bila ada)
Internet (bila ada)
Makan dan minum (bila ada-terutama saat perayaan-perayaan tertentu)
Pembangunan, perbaikan, atau perombakan gedung skala besar
Pemasukan dan pengeluaran vihara ini ada baiknya secara berkala juga diaudit.
f.Pertemuan (meeting) pengurus vihara
Para pelaku manajemen vihara perlu mengadakan pertemuan secara teratur guna membahas perkembangan dan pengaturan vihara. Demi menjaga profesionalisme, undangan mengadakan pertemuan hendaknya secara tertulis dan jelas. Undangan yang hanya lisan semata, perlu dihindari. Agar dipastikan pula agar seluruh pengurus vihara menerima undangan tersebut. Undangan boleh juga ditempel di papan pengumuman.
Undangan yang baik hendaknya mencamtumkan hal-hal sebagai berikut: tanggal, jam, dan tempat pertemuan, serta tujuan pertemuan. Bahasa yang dipergunakan jelas dan sopan. Hindari undangan rapat yang terlalu bertele-tele.
Saat membicarakan suatu topik dalam rapat para peserta seyogianya tetap berpegang pada prinsip-prinsip Dharma. Apabila menerima undangan rapat, para pengurus vihara selayaknya meluangkan waktu demi menghadirinya.

Penutup

Demikianlah sekelumit dasar-dasar manajemen vihara. Tentu saja, praktik manajemen vihara di lapangan jauh lebih sulit. Artikel ini hanya mengulas dasar-dasarnya saja. Tulisan ini boleh disebar-luaskan tanpa mengurangi atau menambahi isinya. Apabila hendak dikutip silakan disebutkan sumbernya. Segenap kritik dan saran dapat menghubungi penulis di ivan_taniputera [at] yahoo.com atau 0816658902. Semoga tulisan ini dapat menambah kepustakaan mengenai agama Buddha di negeri kita.