Rabu, 22 Februari 2012

Etika Bisnis Buddhis

Etika Bisnis Buddhis

Ivan Taniputera
22 Februari 2012




Baru-baru ini saya membaca di surat kabar mengenai orang yang mendaur-ulang makanan kadaluarsa dan menjualnya kembali. Tindakan ini sungguh merugikan dan membahayakan kesehatan konsumen. Dewasa ini, banyak orang mengabaikan etika bisnis demi kepentingannya sendiri. Lalu bagaimanakah etika bisnis menurut Buddhadharma? Sesungguhnya banyak terdapat ajaran dalam Sutra yang dapat dikaitkan dengan prinsip bisnis bermoral selaras Buddhadharma. Salah satu di antaranya adalah kutipan sebagai berikut yang berasal dari Sutra Saddharmapundarika:

"Aku adalah ayah dari segenap makhluk dan haruslah Ku-renggut mereka dari derita serta memberikan mereka berhak daripada Keibijaksanaan Buddha... " (bab III)

Berdasarkan kutipan di atas jelas sekali bahwa Hyang Buddha menyatakan dirinya sebagai ayah bagi segenap makhluk. Oleh karena itu, kita perlu meneladani Hyang Buddha dengan tidak mencelakakan makhluk lain. Apabila kita menjual atau memperdagangkan sesuatu yang mengandung substansi berbahaya, itu berarti kita tidaklah menjadi "ayah" bagi segenap makhluk. Tidak mungkin seorang ayah yang baik memberikan sesuatu yang buruk bagi anak-anaknya. Dengan demikian, kita akan memberikan yang terbaik bagi orang lain. Kita tidak akan mungkin memberikan pewarna makanan sebagai makanan bagi anak-anak kita. Tidak mungkin kita memberikan makanan kadaluarsa bagi anak-anak kita.

Apakah kita akan kalah dalam persaingan jika menerapkan etika bisnis Buddhis? Jawabannya tentu tidak. Karena meskipun kita mendapatkan lebih sedikit keuntungan karena tidak berupaya menghalalkan segala cara, namun orang akan mempercayai kita. Jikalau orang yakin bahwa barang yang kita jual pasti baik kualitasnya, mereka akan tetap mencari kita karena merasakan adanya rasa aman. Sebagai contoh, bila orang yakin bahwa makanan yang kita jual bebas pewarna tekstil, tentu ini merupakan nilai jual tersendiri.

Selanjutnya, bisnis kita hendaknya tidaklah melibatkan hal-hal yang berpotensi menambah keserakahan, kebencian, dan kebodohan. Ini adalah salah satu prinsip mendasar dalam Buddhisme. Hyang Buddha tentu tidak menginginkan anak-anaknya bertumbuh dalam keserakahan, kebencian, dan kebodohan.

Demikianlah sekelumit prinsip etis Buddhis dalam berbisnis. Semoga bermanfaat.

Selasa, 07 Februari 2012

Butir-butir Dharma Avatamsaka Sutra

Butir-butir Dharma Avatamsaka Sutra.

Diterjemahkan oleh Ivan Taniputera

sumber: "The Flower Ornament Scripture: A Translation of the Avatamsaka Sutra" by Thomas Clearly.

Bab 1 Perhiasan Ajaib para Penguasa Dunia

1.Kebijaksanaan dan belas kasih Buddha

The Buddha's wisdom if boundless-
It has no equal in the world, it has no attachment;
Compassionately responding to beings, it manifests everywhere:
Great Fame has realized this path.

(Avatamsaka Sutra book one)

Kebijaksanan Buddha jika tak terbatas-
Tiada bandingannya di dunia ini, ia terbebas dari kemelekatan;
Dengan dilandasi belas kasih memancar pada para makhluk, ia mewujud di
mana-mana:
Kemashyuran Agung merealisasi sang jalan ini.

(Sutra Avatamsaka bab 1)

2.Hakekat Kebuddhaan

The Buddha's body is exceedingly vast-
No borders can be found in the ten directions.
His expedient means are unlimited:
Subtle Light's knowledge has access to this.

(Avatamsaka Sutra book one)

Tubah Buddha yang maha luas
Tiada batasannya di sepuluh penjuru [semesta].
Metode jitu (upaya kausalya)nya tak terbatas:
Pengetahuan Cahaya Mendalam telah [sanggup] menyelaminya

(Sutra Avatamsaka bab 1)

Buddhas like space, without discrimination,
Equal to the real cosmos, with no resting place,
Phantom manifestations circulate everywhere,
All sitting on enlightenment sites attaining true awareness.

(Avatamsaka Sutra book one)

Para Buddha bagaikan angkasa [maha luas], tanpa perbedaan sedikitpun
Sama dengan alam semesta yang sejati, tanpa suatu tempat kediamanpun,
Perwujudan khayalnya memanifestasi di mana-mana,
Semuanya duduk di tempat pencapaian pencerahannya [masing-masing]
merealisasi kebenaran sejati.

(Sutra Avatamsaka bab 1)

3.Buddha membebaskan para makhluk dari penderitaan

The pains of birth, aging, sickness, death, and grief
Oppress beings without relief.
The Great Teacher takes pity and vows to remove them all:
Inexhaustible Wisdom Light can comprehend

(Avatamsaka Sutra book one)

Kesengsaraan karena kelahiran, usia tua, penyakit, dan penderitaan
Mendera para makhluk tanpa henti
Sang Guru Agung merasa kasihan melihat hal itu dan berikrar untuk
membebaskan semuanya
Cahaya Kebijaksanaan nan Tak Pernah Kering sanggup menyelami hal ini

(Sutra Avatamsaka bab 1)

Bab 2 Tampilnya Seorang Buddha



Bab 3

Bab 4

1. Kosmologi Buddhis

There are some oceans of worlds
Compounded of jewels,
Solid and unbreakable
Resting on precious lotus blossoms

Some are pure light beams
Of unknowable origin;
These arrays of all light beams
Rest in empty space

Some are made of pure light
And also rest on light rays
Embellished with clouds of light
Where enlightening beings roam.

(Avatamsaka Sutra book four)

Terdapat beberapa sistim dunia
Terbentuk dari permata
Kokoh dan tak terhancurkan
Bernaung di atas bunga teratai nan berharga

Beberapa di antaranya terbentuk dari berkas cahaya murni
Yang asalnya tak dikenal
Semuanya merupakan berkas-berkas cahaya
Bernaung di ruang kosong

Beberapa di antaranya terbentuk dari cahaya murni
Dan juga bernaung pada pancaran-pancaran cahaya
Diselubungi oleh awan cahaya
Tempat di mana para Bodhisattva berdiam.

(Sutra Avatamsaka bab 4)

Kutipan di atas memperlihatkan bahwa Buddhisme telah mengenal alam
semesta yang terdiri dari materi dan cahaya. Kalimat "kokoh dan tak
terpecahkan" merujuk pada partikel atom yang menyusun materi. Bait
kedua di atas nampaknya mengacu pada sinar kosmis yang merupakan sisa-
sisa pembentukan jagad raya. Sementara itu bait ketiga mengacu pada
pancaran cahaya yang berasal dari benda-benda langit. Sebagai
tambahan sinar kosmis ini mulai diteliti oleh para fisikawan dari
Institut Teknologi Kalifornia di Pasadena pada tahun 1932, dan
didapati bahwa di dalamnya terkandung partikel-partikel elementer
yang belum pernah dikenal sebelumnya. Partikel elementer merupakan
partikel tunggal yang tidak terbagi-bagi lagi, sehingga inilah
sebabnya, mengapa kutipan sutra di atas mempergunakan istilah "murni."

2.Penyebab-penyebab terciptanya alam semesta

Children of Buddha, if explained in brief, there are ten kinds of
causes and conditions by which all oceans of worlds have been formed,
are formed, and will be formed. What are the ten? They are:

1)Because of the Buddhas' mystical powers.
2)Because they must be so by natural law
3)Because of the acts of all sentient beings
4)Because of what is realized by all enlightening beings developing
omniscience
5)Because of the roots of goodness accumulated by both enlightening
beings and all sentient beings
6)Because of the power of the vows of enlightening beings purifying
lands
7)Because entlightening beings have accomplished practical
undertakings without regressing
8)Because of the enlightening beings' freedom of pure resolve
9)Because of the independent power flowing from the roots of goodness
of all enlightened ones and the moment of enlightenment of all Buddhas
10)Because of the independent power of the vows of the Universally
Good

(Avatamsaka Sutra book four)

Children of Buddha, if explained in brief, there are ten kinds of
causes and conditions by which all oceans of worlds have been formed,
are formed, and will be formed. What are the ten? They are:

Putera-putera Buddha, jika dijelaskan secara singkat, terdapat
sepuluh penyebab dan kondisi yang menyebabkan terbentuknya sistim
dunia, baik yang telah berlangsung, sedang berlangsung, atau akan
berlangsung. Apakah sepuluh hal itu? Kesepuluh hal itu adalah:

1) Karena kekuatan gaib para Buddha
2) Terbentuk secara alami oleh hukum alam
3) Karena akumulasi karma para makhluk
4) Karena apa yang telah direalisasi oleh para Bodhisattva yang
mengembangkan kemaha-tahuan.
5) Karena akar kebajikan yang diakumulasi baik oleh para Bodhisattva
dan semua makhluk.
6) Karena kekuatan ikrar para Bodhisattva yang memurnikan dunia-dunia
itu.
7) Karena para Bodhisattva telah menyempurnakan praktek kebajikan
dengan pantang mundur.
8) Karena kekuatan kebebasan para Bodhisattva dalam kebajikan murni.
9) Karena kekuatan independen yang mengalir dari akar kebajikan semua
Buddha dan saat pencerahan semua Buddha.
10) Karena kekuatan independen ikrar Bodhisattva Kebajikan Universal

(Avatamsaka Sutra bab 4)

Berbeda dengan ilmu pengetahuan modern yang hanya memperhitungkan
aspek-aspek hukum alam saja dalam menjelaskan tentang asal muasal
alam semesta, maka Buddhisme menekankan pula pentingnya aspek-aspek
di luar hukum alam dalam pembentukan dan perkembangan alam semesta.
Seperti aspek karma para makhluk yang juga ikut menentukan.

3.Karma dan pikiran yang menciptakan alam sekitar kita

All lands are born
According to the power of actions;
You all should observe
The forms of change as they are

Defiled sentient beings are bound
By habitual confusions, to be feared:
Their mind cause oceans of worlds
To all become defiled

If any have pure hearts
And cultivate virtuous deeds,
Their mind will cause oceans of worlds
To have purity mixed with defilement

If entlightening beings of faith and understanding
Are born in the age,
According to what's in their minds
Purity mixed with defilement will show

(Avatamsaka Sutra book 4 page 198 - 199)

Seluruh negeri tercipta
Sesuai dengan kekuatan tindakan (karma)
Kalian semua hendaknya mengamati
Segala perwujudan berubah sebagaimana adanya

Para makhluk yang masih terbelenggu kekotoran batin
Oleh pandangan salah yang telah menjadi kebiasaan, merasa takut
Pikiran mereka menciptakan lautan dunia
Dimana semuanya menjadi tercemari

Jika ada beberapa di antara mereka yang memiliki pikiran murni
Serta mengembangkan tindakan-tindakan bajik
Pikiran mereka akan menciptakan lautan dunia
Yang bercampur antara kemurnian dan kecemaran

Jika ada makhluk yang bertujuan untuk mencapai pencerahan memiliki
keyakinan dan pemahaman
Terlahir pada saat itu
Seturut dengan apa yang ada dalam pikiran mereka
Kemurnian bercampur dengan kecemaran akan memperlihatkan dirinya

(Sutra Avatamsaka bab 4)

Berdasarkan kutipan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa:

a.Alam sekitar kita merupakan resultan berbagai tindakan serta
pikiran yang berasal dari para makhluk yang menghuninya. Jika para
penghuni dunia ini melakukan tindakan dan pikiran yang tidak baik,
maka dunia ini juga akan rusak.
b.Pola pikir dan tindakan kita juga membentuk dunia sekitar kita.
Jika kita berpikir bahwa sesuatu itu baik, maka hal itu akan nampak
baik. Sebagai contoh, bila kita telah beranggapan bahwa seseorang itu
baik, maka segala tindakannya akan nampak baik, sebaliknya jika kita
berpikir bahwa orang itu tidak baik, maka sebaik apapun tindakannya
akan nampak negatif bagi kita.

Ini merupakan filosofi Buddhisme yang sangat mendalam. Oleh karena
itu bagi seorang Buddha segalanya akan menjadi murni, karena ia telah
menghapuskan segenap kekotoran batin. Hal ini dinyatakan dengan
sangat jelas pada sutra yang sama:

If a Buddha appear in the world
Everything is marvelous
In accord with the purity of mind
All adornments are complete

(Avatamsaka sutra book four, page 199)

Jika seorang Buddha hadir di dunia ini
Segala sesuatu akan menjadi luar biasa
Sesuai dengan kemurnian pikiran
Semua perhiasan nan indah akan menjadi sempurna

(Sutra Avatamsaka bab 4)

Bab 5 Dunia Tepian Bunga

1.Kekuatan spiritual seorang Buddha

The great ocean of world has no bounds
Its circumference of jewels is pure and multicolored
All the adornments it has are of rare beauty
This comes from the spiritual power of the Buddha

(Avatamsaka Sutra book five, page 204)

Lautan dunia maha luas tidak memiliki batasan
Sekelilingnya yang terdiri dari permata bersifat murni serta memiliki
beragam warna
Seluruh perhiasan itu memiliki keindahan yang langka
Ini [semua] terlahir dari kekuatan spiritual Buddha

(Sutra Avatamsaka bab 5)

2.Buddha mengajarkan jalan menuju pembebasan

Crystal nets, bells of gold
Covers the rivers, broacasting Buddha's voice
Preaching all ways to enlightenment
All the sublime practice of universal good

(Avatamsaka sutra book five, page 209-210)

Jaring-jaring terbuat dari kristal, lonceng terbuat dari emas
Menyelubungi sungai-sungai, menyiarkan suara Buddha
Membabarkan semua jalan menuju pencerahan
Seluruh praktek kebajikan universal

(Sutra Avatamsaka bab 5)

Buddha mengajarkan jalan menuju pembebasan sehingga membebaskan kita
dari belenggu jeratan karma, yang oleh sebagian orang disebut sebagai
takdir.

3.Baik atau buruk diri kita sendiri yang menentukan

In each atom of this ground
All Buddha-children cultivate the Way
All see the lands predicted for their futures
All of them pure according fo their wishes

(Avatamsaka sutra book five, page 211)

Dalam setiap atom di tanah ini
Seluruh putera Buddha mempraktekkan Sang Jalan
Seluruhnya melihat negeri-negeri itu memprediksikan masa depan mereka
Seluruhnya menjadi murni seturut harapan mereka

(Sutra Avatamsaka bab 5)

4.Tubuh Buddha hadir di mana-mana

The Buddha's body pervades all lands
Which are also filled by countless enlightening beings
The Buddha's freedom has no equal
Edifying all conscious creatures

(Avatamsaka sutra book five, page 215)

Tubuh Buddha menembus seluruh jagad
Yang juga dipenuhi oleh tak terhitung para makhluk yang bertujuan
untuk mencapai pencerahan
Kebebasan Buddha tiada bandingannya
Memperlihatkan perhatian pada seluruh makhluk yang berkesadaran

(Sutra Avatamsaka bab 5)

5.Pandangan tentang jagad raya

The Flower Bank ocean of worlds
Is equal to the universe
Its adornment are extremely pure
Resting peacefully in space

(Avatamsaka sutra book five, page 242)

Sistem Dunia Tepian Bunga
Adalah sama dengan jagad raya
Perhiasannya sungguh murni
Berada dengan damai di ruang angkasa

(Sutra Avatamsaka bab 5)

Ini adalah konsep luar biasa dalam Buddhisme, yang telah menyatakan
bahwa bintang-bintang dan planet-planet berada di ruang angkasa tanpa
ditumpu apapun, padahal beberapa pandangan yang sezaman dengannya
menyatakan bahwa bumi ini ditopang oleh seorang raksasa bernama Atlas
atau makhluk-makhluk raksasa lainnya.

6.Jagad raya yang senantiasa mengalami kelahiran dan kemusnahan

In each of the systems of worlds
The worlds are inconceibably many
Some forming, some decaying
Some have already crumbled away

(Avatamsaka sutra book five, page 243)

Dalam setiap sistem dunia itu
Planet-planet luar biasa banyaknya sehingga tak terbayangkan
Beberapa diantaranya sedang tercipta, beberapa di antaranya sedang
menuju kemusnahannya
Beberapa di antaranya bahkan telah musnah

(Avatamsaka sutra bab 5)

Kutipan di atas dengan jelas menyatakan bahwa segala sesuatu di jagad
raya ini senantiasa mengalami siklus kelahiran dan kemusnahannya.
Jika ada bintang-bintang yang mengalami kemusnahan, maka di tempat
lainnya terdapat pula bintang-bintang atau benda langit lainnya yang
tercipta. Nebula merupakan contoh bintang yang meledak.

7.Hukum pewarisan genetika

Just as when seeds are different
So are the fruit they produce
Because of differences in the force of acts
Living beings' land are not the same

(Avatamsaka sutra book five, page 243)

Sebagaimana halnya benih yang berbeda
Akan menghasilkan buah yang berbeda pula
Karena berbedanya kekuatan tindakan (karma)
Tanah tempat berdiamnya para makhluk juga tidaklah sama

(Sutra Avatamsaka bab 5)

8.Fenomena yang tak berawal tetapi saling bergantungan satu sama
lainnya

The phenomena of the worlds
Are thus variously seen
Yet they are really have no orignation
And also no disintegration

(Avatamsaka sutra book five, page 245)

Fenomena yang ada di dunia-dunia tersebut
Jika diperhatikan nampak beraneka ragam
Tepi mereka sesungguhnya tidak memiliki awal mula
Dan tidak pula terpisah satu sama lainnya

(Sutra Avatamsaka bab 5)

Bab 6 Vairocana

1.Keagungan Buddha Vairocana yang bagaikan matahari

The Buddha sits on the site of enlightenment
Pure and clear in his great radiant light
Like a thousand suns emerging
Illumining all over space

(Avatamsaka sutra book six page 257)

Buddha duduk di tempat pencapaian pencerahannya
Murni dan jernih dalam cahaya keagungannya
Bagaikan pancaran cahaya dari seribu matahari
Menerangi seluruh penjuru jagad raya

(Sutra Avatamsaka bab 6)

2.Bergegas mendengarkan ajaran Buddha bersama-sama dengan semua
makhluk

You should quickly assemble
All the various kings
Their princes and great ministers
Their governors, and the rest

Announce in all the cities
They should beat the great drum
Gathering all the people
To go and see the Buddha

At every single crossroad
Jewels bells should be rung
Let wives, children, households,
Together go to see the Buddha

All the city castles
Should be ordered cleaned
Raise beautiful bannes everywhere
Decorated with jewels

......

Bring them all to the Buddha
With hearts full of joy
Wives, children, retinue, all
Go to see the World Honored One

(Avatamsaka sutra book six, page 258 - 259)

Kalian hendaknya segera mengumpulkan
Seluruh raja-raja yang ada
[Beserta] para pangeran serta menteri-menteri agung
Para gubernur, dan lain sebagainya

Maklumkanlah di semua kota
Mereka hendaknya menabuh genderang besar
Mengumpulkan semua orang
Untuk pergi dan melihat Buddha

Pada setiap persimpangan jalan
Genta-genta permata hendaknya dibunyikan
Biarlah para istri, anak, dan anggota rumah tangga
Pergi bersama-sama menjumpai Buddha

Seluruh kota perbentengan
Hendaknya diperintahkan untuk dibersihkan
Kibarkan panji-panji nan indah di mana-mana
Dihiasi dengan permata

Bawalah mereka semua pada Buddha
Dengan hati yang dipenuhi suka cita
Istri, anak, para pengikut, semuanya
Pergi menjumpai Yang Dijunjungi Dunia

(Sutra Avatamsaka bab 6)

Setelah meyakini kebenaran Ajaran Buddha melalui ehipassiko, maka
kita hendaknya bergegas mendengarkan dan mempelajari Ajaran Buddha;
bahkan kita hendaknya juga memaklumkan Kebenaran ini pada orang
lainnya, agar mereka juga memperoleh manfaat dalam kehidupannya. Kita
hendaknya tidak bersikap egois dengan menyimpan Kebenaran ini bagi
diri sendiri.

3.Memberikan dukungan pada semua Buddha

Offering support to every Buddha
Until the end of time
Never getting tired of it
One will attain the highest path

All Buddhas of all times
Will together fulfill your hopes
You will attend in person
The congregation of all Buddhas

(Avatamsaka sutra book six, page 263)

Mempersembahkan dukungan bagi setiap Buddha
Hingga ke akhir segala masa
Tidak kenal lelah menjalankannya
Ia akan mencapai tataran tertinggi

Semua Buddha dari seluruh kurun waktu
Akan bersama-sama memenuhi harapanmu
Akan akan memasuki secara pribadi
Persamuan semua Buddha

(Sutra Avatamsaka bab 6)

Memberikan dukungan bagi semua Buddha dapat ditafsirkan sebagai
berjuang keras untuk melatih diri sendiri dan memajukan Buddhadharma
demi kepentingan semua makhluk

4.Bergembira karena memiliki kesempatan berjumpa Ajaran Buddha

You should all be joyful
Dance, delight, and pay respect
I will go with you there
If one sees the Buddha, all miseries will cease

(Avatamsaka sutra book six, page 265)

Engkah hendaknya merasa bergembira
Menari, bersuka cipta, serta menghaturkan penghormatan
Aku akan pergi bersamamu ke sana
Jika seseorang berjumpa Buddha, semua penderitaan akan sirna

(Sutra Avatamsaka bab 6)

Ajaran Buddha sungguh sangat sulit diperoleh, oleh karena itu jika
memiliki kesempatan untuk berjumpa dengannya, seseorang hendaknya
bersuka cita.

Bab 7 Nama-nama para Buddha

1.Kesatuan masa lampau, sekarang, dan yang akan datang bagi seorang
Buddha

.... he [Buddha] dwelt in the abode of buddhahood, attained the
equanimity of the enlightened, reached the state of immutability, in
the realm where there are no barriers; unhindered in action, he
established the inconceivable, perceiving all in the past, present,
and future

(Avatamsaka sutra book seven, page 270)

.... ia (maksudnya Buddha) berdiam dalam ruang lingkup Kebuddhaan,
mencapai sikap non dualitas tercerahi yang tidak membeda-bedakan,
mencapai tingkatan yang tak berubah lagi, dalam ruang lingkup yang
tanpa penghalang lagi; tak terintangi dalam segenap tindakan, ia
mencapati tingkatan tak terbayangkan, mencerap segala sesuatu baik
yang berasal dari masa lampau, sekarang, maupun yang akan datang.

(Sutra Avatamsaka bab 7)

2.Nama-nama para Buddha

In the South
Bagian selanjutnya diisi dengan nama-nama para Buddha dengan Tanah
Murninya masing-masing. Karena tulisan ini hanya dimaksudkan sebagai
ringkasan saja, maka kita tidak akan memaparkannya pada kesempatan
kali ini.

Bab 8

Bab 9

1.Tiadanya kebijaksanaan menyebabkan tanha

Sentient beings lack wisdom
Wounded and poisoned by the thorns of craving;
For their sake we seek enlightenment:
Such is the law of all Buddhas

Seeing all things,
Giving up extremes,
Once enlightened, never regressing,
They turn the incoparable wheel of truth

(Avatamsaka sutra book nine, page 284)

Para makhluk yang tidak memiliki kebijaksanaan
Dilukai dan diracuni oleh duri-duri kemelekatan
Demi kebaikan mereka kita berusaha merealisasi Pencerahan
Demikianlah hukum semua Buddha

Melihat segala sesuatu sebagaimana adanya
Menghilangkan seluruh pandangan ekstrem
Sekali tercerahi, tidak akan pernah mengalami kemerosotan lagi
Mereka akan memutar roda kebenaran tak tertandingi

(Sutra Avatamsaka bab 9)

2. Buddha mengajarkan ajarannya secara bertahap

Tidak semua makhluk memiliki wawasan yang sama, oleh karena itu
pendiri Buddhisme mengajarkan kebenaran itu secara bertahap.

The Buddha comprehends, without peer,
The exceedingly profound truth;
Sentient beings cannot understand,
So he reveals it step-by-step

(Avatamsaka Sutra book nine, page 287)

Buddha memasuki perenungan, tanpa berkedip
Kebenaran yang luar biasa dalam
Para makhluk tidak dapat memahaminya
Karena itu ia mengungkapkannya tahap demi tahap

(Sutra Avatamsaka bab 9)

3.Mengembangkan cinta kasih agung

Developing great compassion
To save and protect all sentient beings,
Forever leaving human and celestials realms:
This is what work should be done

(Avatamsaka sutra book nine, page 289)

Mengembangkan belas kasih agung
Untuk menyelamatkan dan melindungi semua makhluk
Selamanya terbebas dari alam manusia dan dewa:
Inilah karya yang harus dilakukan

(Sutra Avatamsaka bab 9)

4.Mengembangkan keyakinan pada Buddha

Always with faith in the Buddha,
The mind never regressing,
Associating with the enlightened ones:
This is what work should be done.

(Avatamsaka Sutra book nine, page 289)

Selalu memiliki keyakinan terhadap Buddha
Dengan pikiran tanpa kemerosotan lagi,
Senantiasa berhubungan dengan Yang Tercerahi:
Inilah karya yang harus dilakukan.

(Sutra Avatamsaka bab 9)

Bab 10

1. Keagungan dan Kebenaran Buddha

Just as the king of the gods
Appears throughout the universe
Yet his body has no change
So is the truth of all Buddhas

(Avatamsaka Sutra book ten)

Sebagaimana halnya raja para dewa
Yang muncul di seluruh penjuru semesta
Tubuhnya tiada berubah sedikitpun
Demikianlah kebenaran semua Buddha

(Sutra Avatamsaka bab 10)

2. Buddha tidak membeda-bedakan

Also like the great thunderheads
Raining all over the earth
The raindrops make no distinctions:
So is the truth of all Buddhas

(Avatamsaka Sutra book ten)

Bagaikan awan hujan yang besar
Menjatuhkan hujan ke seluruh penjuru bumi
Curahan hujan yang tidak membeda-bedakan siapapun juga
Demikianlah kebenaran semua Buddha

(Sutra Avatamsaka bab 10)

3.Iman dan praktek

Like a deaf musician
Who pleases others, not hearing himself:
So is the one who is learned
Who does not appy the teaching.

Like a blind embroiderer
Who shows others but cannot see:
So are those who are learned
But do not practice the teaching.

(Avatamsaka Sutra book ten, page 307)

Laksana pemusik tuli
Yang hanya dapat menghibur orang lain, tetapi tak dapat mendengar
sendiri [keindahan] permainannya:
Demikianlah orang yang terpelajar
Namun tidak melaksanakan apa yang dipelajarinya.

Laksana penenun buta
Yang hanya dapat memperlihatkan hasil karyanya pada orang lain,
tetapi tidak dapat melihat sendiri [hasil karyanya]
Demikianlah orang yang terpelajar
Namun tidak melaksanakan apa yang dipelajarinya.

(Sutra Avatamsaka bab 10)

Bab 11

1.Hidup berkeluarga dan spiritualisme

While serving their parents,
They should wish that all beings
Serve the Buddha,
Protecting and nourishing everyone.

While with their spouses and children,
They should wish that all beings
Be impartial toward everyone
And forever give up attachment.

(Avatamsaka Sutra book eleven, page 313)

Ketika melayani orang tuanya
Hendaknya ia berharap agar semua makhluk
melayani para Buddha,
Melindungi dan memelihara keberlangsungan segalanya.

Ketika sedang bersama-sama pasangan hidup dan anak-anaknya,
Hendaknya ia berharap agar semua makhluk
Mengembangkan keseimbangan batin terhadap semuanya
Dan selamanya melepaskan kemelekatan.

2.Jembatan menuju pembebasan

If they see a bridge,
They should wish that all beings
Carry all across to freedom
Like a bridge.

(Avatamsaka Sutra book eleven, page 321)

Jika melihat sebuah jembatan,
Mereka hendaknya berharap agar semua makhluk
Semuanya menyeberang menuju pembebasan
Bagaikan jembatan.

(Sutra Avatamsaka bab 11)

Bab 12

Keyakinan yang benar

When faith is undefiled, the mind is pure;
Obliterating pride, it is the root of reverence,
And the foremost wealth in the treasury of religion,
Being a pure hand to receive the practices.

Faith is generous, the mind not begrudging;
Faith can joyfully enter the Buddha's teaching;
Faith can increase knowledge and virtue;
Faith can assure arrival at enlightenment.

Faith can makes the faculties pure, clear, and sharp;
The power of faith is strong and indestructible,
Faith can annihilate the root of affliction,
Faith can turn one wholly to the virtues of buddhahood.

Faith has no attachment to objects:
Transcending difficulties, it reaches freedom from trouble.
Faith can go beyond the pathways of demons,
And reveal the unsurpassed road of liberation.

Faith is the unspoiled seed of virtue,
Faith can grow the seed of enlightenment.
Faith can increase supreme knowledge,
Faith can reveal all Buddhas.

(Avatamsaka Sutra book twelve, page 331-332)

Jika keyakinan benar, maka pikiran akan menjadi murni;
Menghapuskan kesombongan, ini adalah akar pemujaan [terhadap
kebajikan],
Serta harta pusaka teragung dalam perbendaharaan spiritualisme,
Jadilah murni untuk menjalankan praktek-praktek ini.

Keyakinan itu bersifat tulus, dengan pikiran bebas dari iri hati;
Keyakinan memungkinkan seseorang memasuki ajaran Buddha dengan suka
cita;
Keyakinan dapat meningkatkan pengetahuan dan kebajikan;
Keyakinan dapat memastikan seseorang merealisasi Pencerahan.

Keyakinan dapat memurnikan kemampuan indrawi, menjadikannya jelas dan
terang;
Kekuatan keyakinan itu kuat dan tak terhancurkan.
Keyakinan dapat menghapus akar rintangan,
Keyakinan dapat membawa seseorang sepenuhnya pada kebajikan
Kebuddhaan.

Keyakinan tidak memiliki kemelekatan terhadap apapun:
Mengatasi segenap kesulitan, ia mencapai pembebasan dari permasalahan.
Keyakinan mengatasi segenap jalan para makhluk jahat,
Serta mengungkapkan jalan menuju pembebasan yang tak terlampaui.

Keyakinan adalah benih kebajikan yang tidak pernah sia-sia,
Keyakinan dapat menumbuhkan benih-benih Pencerahan.
Keyakinan dan meningkatkan pengetahuan terunggul,
Keyakinan dapat mengungkapkan semua Buddha.

(Sutra Avatamsaka bab 12)

Bab 13

Bab 14

Hukum Kekekalan Energi

Observing all things
To be without inherent existence,
Whatever their appearances of origin and disappearance,
Being just provisional descriptions,
All things are unborn,
All things are imperishable:
To one who can understand this
The Buddha will always manifest.

(Avatamsaka Sutra book fourteen, page 373)

Mengamati segala sesuatunya
Yang tak memiliki eksistensi inheren,
Apapun tampaknya asal usul dan kemusnahan semua itu,
Hanyalah semata-semata istilah sementara saja [demi mempermudah
penggambarannya],
Segala sesuatu [sesungguhnya] tidaklah diciptakan,
Segala sesuatu [juga] tidaklah dapat dimusnahkan:
Bagi seseorang yang dapat memahami hal ini
Buddha akan selalu mewujudkan dirinya.

(Sutra Avatamsaka bab 14).

Tiadanya realita inheren

Things have no true reality;
Because of wrongly grasping them as real
Do ordinary people therefore
Revolve in the prison of birth and death.

(Avatamsaka Sutra book fourteen, page 375)

Segala sesuatu tidak memiliki realita sejati;
Secara salah dipandang sebagai benar-benar nyata
Karenanya orang awam
Mengembara dalam penjaran kelahiran dan kematian.

(Sutra Avatamsaka bab 14)

Bab 15

1. Umat Buddha didorong untuk melimpahkan keselamatan bagi semua
makhluk:

These-Buddha-children in the fifth abode
Develope skillful means to liberate sentient beings;
The Saint of Great Knowledge, with all virtues,
Enlightens them with teachings like this

(Avatamsaka Sutra Book Fifteen)

Putera-puteri Buddha ini yang berada di tingkatan kelima
Mengembangkan metode jitu (upaya-kausalya) dalam membebaskan semua
makhluk
Para Suciwan dengan Pengetahuan Agung, disertai segenap kebajikannya
Mencerahkan mereka semua dengan ajaran-ajaran semacam ini

(Sutra Avatamsaka bab 15).