Kamis, 25 April 2013

BELAJAR VISUDDHIMAGGA 1

BELAJAR VISUDDHIMAGGA 1

Ivan Taniputera
25 April 2013

PENGANTAR

Saya mendapatkan buku berjudul "The Path of Purification" karya Bhadantacariya Buddhaghosa dan diterjemahkan dari bahasa Pali oleh Bhikkhu Nanamoli. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, maka judulnya akan menjadi "Jalan Pemurnian" atau "Jalan Penyucian." Saya merasa bahwa naskah spiritual ini sangat menarik dan penting dipelajari, walaupun isinya terasa agak rumit. Oleh karenanya, saya akan mengajak rekan-rekan sekalian belajar bersama-sama dan berbagi ajaran sebagaimana terdapat dalam Visuddhimagga. Selain itu, tujuan saya mempelajari Visuddhimagga adalah menambah pengetahuan saya mengenai Buddhisme Theravada. Semoga bermanfaat.

TENTANG KEBAJIKAN

Bagian pertama Visuddhimagga membahas mengenai aturan moralitas (sila), yang dalam bahasa Inggris disebut "Virtue." Kata virtue sendiri dapat diterjemahkan sebagai "kebajikan."  Bab pertama mengenai Sila ini dbuka dengan pemaparan mengenai apa yang dimaksud dengan "kebajikan" atau "aturan moralitas tersebut." Dalam bahasa Pali disebut Sila-niddesa).

Terdapat bait-bait sebagai berikut:

"Jikalau seorang bijaksana, memantapkan dirinya dalam Kebajikan (sila),
Mengembangkan Kesadaran dan Pemahaman,
Selanjutnya sebagai seorang bhikkhu yang rajin dan bijaksana
Ia berhasil membebaskan diri dari segenap belenggu." (S.i, 13).

Demikianlah yang dikatan. Namun mengapa hal ini dikatakan? Sewaktu Yang Terberkahi sedang berdiam di Savatthi, seorang dewa datang mengunjungi Beliau di waktu malam dan demi menyirnakan keraguannya, ia lantas mengajukan pertanyaan sebagai berikut [pada Buddha]:

"Belenggu dalam dan belenggu luar-
Semua hal ini terjerat dalam sebuah belenggu.
Karenanya, aku mengajukan pertanyaan ini pada Gotama:
Siapakah yang berhasil melepaskan diri dari jeratan belenggu ini? " (S.i.13).

[dikutip dan diterjemahkan dari "Path of Purification" halaman 1].

Selanjutnya Bhadanta Buddhagosha lantas menjelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan belenggu tersebut.  Belenggu atau jeratan di sini (yang dalam bahasa Inggris disebut "tangle") adalah melambangkan jalinan kemelekatan. Berjalinan satu sama lain dengan rumitnya, laksana hutan bambu yang lebat.

Oleh karenanya, saya memahami bahwa kemelekatan itu sungguh seperti suatu jalinan yang rumit. Buddhagosha menyebutkan sebagai berikut:

"Because it goes on arising again and again up and down among the objects [of consciousness] begining with what is visible."

"Karena ia terus menerus muncul, naik dan turun di antara obyek-obyek [kesadaran], dimulai dari apa yang kelihatan."

[dikutip dari "Path of Purification" halaman 1]

Berdasarkan kutipan di atas, belenggu kemelekatan itu timbul dan tenggelam di antara obyek-obyek kesadaran, seperti kesadaran penglihatan. Layaknya batang-batang bambu yang juga berjalinan naik dan turun.

Dewa bertanya mengenai siapakah yang sanggup membebaskan diri dari jeratan rumit tersebut.  Sebagai jawabannya, Sang Buddha menjawab:

"Jikalau seorang bijaksana, memantapkan dirinya dalam Kebajikan (sila),
Mengembangkan Kesadaran dan Pemahaman,
Selanjutnya sebagai seorang bhikkhu yang rajin dan bijaksana
Ia berhasil membebaskan diri dari segenap belenggu." (S.i, 13).

Sementara saya akhiri dulu pembelajaran saya sampai di sini. Semoga pada lain kesempatan dapat dilanjutkan lagi.