Senin, 26 November 2012

Talismans in Chinese Buddhist Tradition (Tradisi Pembuatan Hu Pada Buddhisme Tiongkok)

Talismans in Chinese Buddhist Tradition (Tradisi Pembuatan Hu Pada Buddhisme Tiongkok)

Ivan Taniputera
27 November 2012

BILINGUAL EDITION
Indonesian and English

Tradisi pembuatan hu (符 = fu) masih banyak belum dikenal oleh umat Buddha. Kebanyakan mengatakan bahwa di dalam Agama Buddha tidak ada hu. Hal ini mungkin benar jika yang dimaksud adalah kanon Pali, namun kita sebenarnya dapat menjumpainya dalam kanon Buddhist Mahayana.

Talisman tradition is still unknown by many Buddhists. Mostly of them think that talismans can not be found in Buddhism. This is may be true by Pali Canon, but we actually can found them in Mahayana Buddhist canon.

Pada beberapa naskah yang disebut "sutra-sutra dharani" (陀羅尼經), Buddha mengajarkan para siswanya agar menuliskan mantra-mantra tertentu dan menaruhnya dalam stupa sebagai obyek pemujaan atau membawanya sebagai semacam jimat.

In some texts which so called "dharani sutras" (陀羅尼經), Buddha taught his disciples to write down any mantras and put them in a stupa as veneration object or take them as talismans.

Contoh pertama yang akan kita bahas adalah Sutra DharaniUsnisavijaya ( 佛頂尊勝陀羅尼經).Disebutkan bahwa jika kita menuliskan Dharani ini dan menaruhnya pada sebuah panji tinggi, gunung, atau bangunan tinggi, setiap makhluk hidup yang melihat Dharani tersebut, terkena bayangannya, atau tertimpa butiran-butiran debu yang berasal darinya, segenap karma buruk mereka akan dimurnikan, serta tak akan pernah mundur lagi dari jalan menuju Penerangan Sempurna.

The first example that we will discuss is Usnisavijaya Dharani Sutra ( 佛頂尊勝陀羅尼經).  It is said that if we write this Dharani and put it on the top of a tall banner, mountain, or high structure, every sentient beings who see the dharani, befallen by its shadow, or befallen by its dust particles, will be purified from their evil karma and will never regress from the path to perfect enlightenment.



Lebih jauh lagi dalam Sutra Dharani Marici ((佛說摩利支天陀羅尼咒經) - Taisho Tripaka 1256), disebutkan bahwa jika kita menuliskan Dharani Marici, menaruhnya pada rambut atau baju, dan membawanya ke manapun pergi, maka Dharani tersebut akan sanggup melindungi kita dari kemalangan apapun.

Moreover, in the Marici Dharani Sutra (佛說摩利支天陀羅尼咒經) - Taisho Tripaka 1256, it is said that if we write Marici Dharani, put it in our hair or cloth, and take it everywhere, then this Dharani can protect us from any calamities.

Pada Sutra Kekuatan Adikodrati Ucchusma Yang Sanggup Menghentikan Ratusan Perubahan, kita dapat menjumpai beberapa hu:
Ini the Sutra of Ucchusma on the Supernatural Power That Stops Hundreds of Transformations, we can find some talismans:

Sumber gambar: The Quintessence of Secret (Esoteric) Buddhism by Trieu Phuoc (Duc Quy).

Menurut sutra yang disebutkan di atas, hu ini dapat melimpahkan pengetahuan dan kebijaksanaan, namun kita hendaknya juga melafalkan dharani-nya 1.000 kali.
According to above mentioned Sutra, this seal can bestow us knowledge and wisdom, but we should recite also the dharani 1.000 times.


Sumber gambar: The Quintessence of Secret (Esoteric) Buddhism by Trieu Phuoc (Duc Quy)

Hu dapat membuat orang yang melihat praktisi merasa bergembira dan juga melindungi dari penderitaan.
This seal can make people happy who see the practioner and also protect from miseries.

Hu yang nampak pada gambar di atas memperlihatkan pengaruh Tiongkok.
Seals which are pictured above clearly shown Chinese influence.

Bukti-bukti di atas memperlihatkan bahwa ilmu hu juga ada dalam kanon Buddhisme Mahayana, khususnya bagian Tantrayana.
These facts show us that talisman tradition can also be found in Mahayana Buddhist canon especialy, Tantric Buddhism.

Di samping itu, di kalangan rakyat terdapat pula hu bernuansa Buddhis.
Besides that, within folktradition we can find also talismans which represent Buddhist influence:



Tiga tanda di bagian atas fu (nomor 1) melambangkan Triratna atau Tiga Permata (Buddha, Dharma, dan Sangha).  Di bagian tengah fu dapat kita saksikan transliterasi bahasa Tionghua mantra Avalokitesvara (Om mani padme hum ), yang berbunyi: an ma ni ba mi hong. Fu di atas merupakan fu Avalokitesvara (Guanyin) guna menolak berbagai mara bahaya. dimana penggunaannya dengan cara dibakar dan abunya dicampur dengan air serta diminum.

Three mark signs (number 1)  in the upper part of talisman represent Triple Jewels (Buddha, Dharma, and Sangha). In the middle part we can notice the transliteration of Avalokitesvara mantra (Om mani padme hum)-an ma ni ba mi hong. This is a talisman of Avalokitesvara (Guanyin) for protection toward any calamities. It should be burnt, mixed with water, and to be drunk.


Ini adalah hu tujuh Buddha melimpahkan keselamatan. Kita dapat memperhatikan adanya aksara 唵 (an or Om), aspek yang sangat penting dalam mantra Buddhis atau Hindu. Selain itu, kita dapat pula menyaksikan tujuh aksara 佛 (fo) yang berarti Buddha.

This is a talisman of seven Buddhas bestowing safety. We can notice the character 唵 (an or Om), the very important element in Buddhist an Hindu mantras. We can see also seven 佛 (fo or Buddha) characters.

TAMBAHAN
ADDITION

Sebagai bahan perbandingan, saya akan mengulas pula hu yang dijumpai di Muangthai. Sebagaimana yang sebagian besar di antara kita ketahui, bangsa Thai merupakan penganut Buddhisme Theravada.

As comparison, I will also discuss some talismans which can be found in Thailand. As mostly of us know, Thai people are adherents of Theravada Buddhist tradition.


Hu jenis ini digambarkan pada secarik kain kuning dan ditulis dengan tinta merah. Gunanya adalah mendatangkan keberuntungan dan kemakmuran. Kita dapat menyaksikan gambar Bhikkhu Sivali (nomor 2). Gambar Mogallana dan Sariputta (nomor 3) beserta dewi-dewi bumi dan langit (nomor 4).

This kind of amulet is drawn on a piece of yellow cloth and written by red ink. The function is to bring luck and wealth. We can see the picture of Bhikkhu Sivali (number 2). Pictures of Mogallana and Sariputta (number 2), and earth and sky goddeses (number 4).

Kita dapat pula menjumpai beberapa hu Thai lainnya sebagai berikut:
We can also found some kind of Thai Talismans as following:


Sumber/ Source: Short Notes of Religious Articles (vol 2) halaman 74

Amulet ini berasal dari Kuil Wat Khun Phien Yankonporn, Propinsi Sukphan, Muangthai. Gambar seperti kura-kura pada bagian bawah Buddha melambangkan Dewa Khun Phien yang diyakini sanggup menganugerahkan kemakmuran.

This amulet originated from Wat Kun Phien Yankonporn Temple, Sukphan Province, Thailand. The picture like tortoise under Buddha represents God Khun Phien who is believed can bestow wealth.


Sumber/ Source: Short Notes of Religious Articles (vol 2) halaman 73

Amulet ini berasal dari Kuil Wat Charkrapoon di Bangkok. Pada bagian tengah amulet ini tergambar Brahma yang juga dikenal sebagai Phra-pom dalam bahasa Muangthai. Simbol-simbol yang berada di sekeliling Brahma melambangkan lima unsur, yakni logam, kayu, air, api, dan tanah; atau hendak menyatakan bahwa Brahma adalah penguasa bagi kelima unsur tersebut.

This amulet is originated from Wat Charkrapoon Temple in Bangkok. Brahma who is also known by Phra-pom in Thai language potrayed in the middle. Symbolisms around Brahma represent five elements: metal, wood, water, fire, and earth. This means that Brahma is the lord of 5 elements.

Sumber/ Source: Short Notes of Religious Articles (vol 2) halaman 72.

Hu ini berasal dari Kuil Thanompaching, Propinsi Wong Khai, Muangthai Timur Laut. Diyakini pula bahwa hu ini dapat menghindarkan sabotase terhadap usaha kita.

This amulet is originated from Thanompaching Temple, Wong Khai Provice, North East Thailand. It is believed that this talisman can protect our bussiness from sabotage.