PANDANGAN EKSTRIM
Ivan taniputera
18 Mei 2013
Di
dunia selalu terdapat dua sisi pandangan ekstrim. Termasuk dalam hal
penerapan aturan atau moralitas. Sisi ekstrim yang satu adalah penerapan
aturan secara penuh, tanpa ada boleh ada pelanggaran sedikitpun.
Istilah "satu kesalahan sudah terlalu banyak." Contohnya pernah saya
lihat di Jerman. Orang yang tidak punya tiket tidak boleh naik kereta
dan kalau kedapatan naik kereta tanpa tiket harus diturunkan.
Waktu itu ada suatu pengungsi dari salah satu negara di semenanjung
Balkan yang dilanda perang. Orang itu tidak punya uang membeli tiket,
tetapi karena mungkin ada keperluan mendesak dia tetap naik kereta.
Waktu ada pemeriksaan, dia dipaksa turun karena tidak dapat menunjukkan
tiket. Orang itu tidak jelas bilang apa, karena saya tidak paham
bahasanya dia, dimana orang itu nampaknya tidak bisa atau tidak begitu
fasih berbahasa Jerman. Yang pasti dia kelihatannya menangis dan memohon
dengan sangat agar jangan diturunkan. Penampilan orang itu nampak kusut
dan memperlihatkan dia miskin. Sebenarnya harga tiket kereta untuk
standar orang Jerman tidaklah mahal. Namun orang itu adalah pengungsi
dari negara perang, yang mungkin saja dia kehilangan segalanya. Orang
Jerman tidak peduli. Hukum adalah hukum. Peraturan adalah peraturan.
Singkat cerita orang itu diseret turun. Tidak ada belas kasihan. Aturan
harus ditegakkan. Tidak boleh ada pelanggaran walau satu sekalipun.
Beberapa belas tahun kemudian, saya berada di sebuah restoran yang
jelas sekali memaparkan tanda dilarang merokok. Saya melihat beberapa
orang di sana dengan nikmat menyedot rokoknya dan mengepulkan asapnya.
Bukan hanya satu pelanggaran, melainkan banyak pelanggaran.
Manusia mudah sekali berada pada sisi-sisi ekstrim ini. Susah sekali
bagi kita agar senantiasa berada di "jalan tengah." Kendati mudah
dikatakan tetapi susah dilaksanakan. Berapa banyak dalam hidup kita,
kita benar-benar sanggup berada di "tengah." Mungkin belum sekalipun.
Sebagai penutup, saya sarankan membaca sebuah kisah perumpamaan.
Terdapat sebuah tempat yang dipenuhi oleh penderitaan, kengerian,
penyakit, dan kematian. Sementara itu, di seberang sana terdapat kota
kegemilangan yang bebas dari segenap penderitaan. Meskipun demikian,
jalan ke sana sungguh sangat sempit dan di samping kiri beserta kanannya
terdapat jurang menganga. Jika Anda pergi sendiri ke sana akan mudah
sekali jatuh baik ke kiri maupun kanannya. Nah, apakah kita pernah
menertawakan orang lain karena jatuh ke jurang? Padahal tak lama pula
kita terjatuh ke jurang yang sama. Jurang-jurang itu adalah perlambang
"pandangan ekstrim." Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar