Senin, 03 Desember 2012

MANTRA PENYIRNA KEGALAUAN

MANTRA PENYIRNA KEGALAUAN

Ivan Taniputera
4 Desember 2012




Selama beberapa hari ini, kita telah membahas mengenai kegalauan. Kini kita akan mengulas mengenai mantra penyirna kegalauan. Begitu mendengar mengenai mantra penyirna kegalauan, mungkin sebagian orang akan berkata dengan nada mengejek, "Wah, apakah ada mantra semacam itu?" Selaini itu, juga masih banyak tanggapan lainnya. Sebenarnya ada mantra ampuh penyirna kegalauan. Bunyinya adalah:

"MENYEBERANGLAH, MENYEBERANGLAH KE PANTAI SEBERANG, PANTAI KEBAHAGIAAN."

Bagi sebagian orang, tentunya ada yang sudah langsung memahami makna mantra tersebut. Namun ada baiknya kita tetap membahas seluk beluk dan bagaimana mantra itu dapat mengatasi kegalauan. Pertama-tama kita membahas dahulu apa yang dimaksud dengan Pantai Seberang. Pantai Seberang itu adalah lawan dari Pantai Sini. Pantai Sini adalah tempat yang dipenuhi dengan kegalauan, penderitaan, kesedihan, usia tua, penyakit, kematian, dan hal-hal buruk lainnya. Sedangkan Pantai Seberang adalah "tempat" yang bebas kegalauan. Anda boleh menyebutnya "Pantai Bebas Galau." Kini tinggal Anda menyeberang saja menuju "Pantai Bebas Galau" itu. Caranya adalah dengan menggunakan perahu KESADARAN. Anda menyadari saja kegalauan itu, tanpa berkeinginan mengatasinya. Anda memahami bahwa kegalauan itu ada karena sosok khayal yang disebut sang "aku," sebagaimana yang sudah diulas pada catatan sebelumnya. Semakin Anda mencoba mengatasi kegalauan, Anda akan semakin putus asa, karena sosok khayal tersebut makin berperanan dan punya keinginan lebih besar dalam mengatasi kegalauan. Anda tidak bisa mengatasi suatu permasalahan dengan mengandalkan sesuatu yang khayali sifatnya. Itu adalah upaya yang sia-sia. Bagaimana perut Anda akan kenyang hanya dengan mengkhayalkan mengenai nasi goreng. Itu adalah sesuatu yang mustahil.

Sang "aku" ingin menyirnakan kegalauan, tetapi dia sendiri adalah sosok khayalan, lalu bagaimana dia dapat melakukannya? Sama dengan Anda minta tolong pada Superman atau Batman. Sangat tidak masuk akal.  Oleh karenanya, kita harus membuang keinginan menyirnakan kegalauan. Kita hanya menyadari saja, bahwa kegalauan adalah seperti ini adanya. Jangan ada upaya mengkritik, mencela, atau menyalahkan diri sendiri. Dengan adanya kesadaran, semuanya akan mengendap. Ibaratnya adalah air yang keruh oleh pasir. Semakin Anda mengaduk-aduk air itu, maka airnya akan semakin keruh. Namun jika Anda membiarkan saja air itu, maka pasirnya akan mengendap sendiri dan airnya menjadi jernih. Pikiran kita yang galau adalah seperti itu, ibaratnya adalah air yang keruh oleh pasir. Jika kita aduk terus, kekeruhan justru semakin bertambah. Namun jika kita hanya menyadari saja, maka lambat laun ia akan mengendap dan pikiran menjadi jernih kembali. Kegalauan sirna. Demikianlah yang dimaksud berlayar menuju Pantai Seberang atau Pantai Bebas Galau. Kendarailah perahu kesadaran Anda.

Dengan menyadari dan memahami Anda akan tiba di Pantai Bebas Galau. Sekali lagi, praktik kesadaran dan pemahaman ini bukan untuk menghakimi atau mencela sesuatu, melainkan hanya menyadari saja. Tidak lebih dari itu. Bila Anda masih mengembangkan pandangan dualitas, itu berarti bahwa Anda masih mengaduk-aduk air yang keruh. Pasirnya akan semakin mengeruhkan air. Namun, jika Anda sanggup menjadi pengamat saja, airnya lambat laun akan jernih. Penyadaran ini juga bukan berarti Anda bertanya-tanya, "Kapan kegalauanku sirna?" Perhatikan kata "ku" dalam "kegalauanku." Dengan adanya "ku" berarti masih ada kesan sang "aku." Padahal itu hanya sosok khayalan yang Anda ciptakan. Anda mengundang kembali sosok khayalan tersebut masuk kembali dalam kehidupan Anda, sehingga kegalauan juga akan tetap ada.

Begitu Anda sudah sampai di Pantai Seberang, Anda akan menyadari bahwa sebenarnya Anda masih di Pantai Sini juga. Karena begitu kita menyelami hakikat segala sesuatu sebagaimana adanya, Sini dan Seberang juga adalah ilusi. Anda ternyata juga masih berada di Pantai Sini, karena ruang dan waktu sebenarnya adalah ilusi yang kita proyeksikan ke masa sekarang. Namun, kita tidak akan membahas hal ini lebih jauh.

Selamat mengendarai perahu kesadaran Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar