ARTIKEL DHARMA KE-47:MERUGIKAN MAKHLUK LAIN: SUATU RENUNGAN DARI PUSTAKA SUCI UDANA.
.
Ivan Taniputera.
9 Juni 2017.
.
Saya
baru saja menemukan syair sangat baik yang berasal dari Pustaka Suci
Udana. Oleh karenanya, pada kesempatan kali ini kita akan
merenungkannya. Adapun sumber yang saya pergunakan adalah terjemahan
bahasa Inggris bagi Pustaka Suci Udana oleh Dawsonne Melanchthon Strong
(London, 1902). Ini menandakan bahwa ketertarikan bangsa Barat terhadap
Agama Buddha telah berlangsung lebih dari seratus tahun lalu.
.
"He was seeking his own pleasure, does injury to the living,
For such a one there is no happiness hereafter.
But he who seeking his own pleasure, injures not the living,
For such a one there is happiness hereafter." (Udana II: 3).
.
Terjemahan:
“Ia yang mengejar kebahagiaannya sendiri, dengan menyakiti makhluk hidup lain.
Baginya tiada kebahagiaan yang didapat setelahnya.
Namun ia yang mencari kebahagiaannya sendiri, [namun] tidak menyakiti makhluk hidup lain,
Baginya kebahagiaan akan didapat setelahnya.” (Udana II:3).
.
Latar
belakang Hyang Buddha membabarkan ajaran di atas adalah setelah Beliau
menyaksikan sekelompok pemuda di Savatthi sedang memukuli seekor ular
dengan tongkat. Karenanya, syair di atas memperlihatkan belas
kasih luar biasa Hyang Buddha yang tiada terbatas serta tidak
membeda-bedakan. Bahkan seekor ular pun hendaknya tidak disakiti,
kendati ular mungkin berbahaya bagi manusia.
.
Sepanjang
sejarah umat manusia, selalu saja terdapat pribadi-pribadi tertentu
yang mengejar keuntungan pribadi tetapi dengan memerah serta merugikan
orang lain. Mungkin mereka dapat mencapai apa yang mereka inginkan.
Mungkin mereka dapat meraih kemenangan dengan cara demikian. Mungkin
mereka nampak bahagia. Tetapi apakah kebahagiaan yang mereka peroleh
merupakan kebahagiaan sejati?
.
Raja
Ashoka berhasil menaklukkan Kalinga dengan menumpahkan begitu banyak
darah. Belakangan ia menyesali hal tersebut. Kaisar Qin Shihuang
berhasil menyatukan China. Namun berapa banyak korban yang jatuh?
Sepanjang hidupnya, ia dilanda kekhawatiran luar biasa terhadap
keselamatan nyawanya. Bahkan ia sangat takut terhadap kematian dan
mencari obat panjang usia. Banyak juga para penjahat besar yang hidupnya
dilanda ketakutan dan terpaksa tinggal berpindah-pindah tempat. Dunia
seolah-olah mengejar dan menolak mereka. Akhir hidup mereka sungguh
tragis. Pang Juan yang mengorbankan Sun Bin demi manggapai ambisinya
juga menemui akhir hidup tragis.
.
Sebaliknya,
banyak orang yang berhasil mewujudkan ambisinya dengan tanpa
mengorbankan orang lain dan dunia masih menghormati mereka sebagai
pribadi-pribadi mulia. Contohnya adalah para cendekiawan besar dan para
pemenang hadiah Nobel. Kita tidak dapat mengatakan secara pasti bahwa
mereka tidak mempunyai ambisi dan penemuan mereka semata-mata dilandasi
oleh sikap altruisme. Tetapi yang pasti mereka menghasilkan suatu karya
besar tanpa perlu mengorbankan atau menyakiti makhluk lain. Sebagai
contoh adalah Johannes Kepler yang menemukan hukum pergerakan planet. Ia
memiliki ambisi untuk memecahkan lebih jauh misteri alam semesta.
Mungkin ia mengharapkan penghargaan dari kaisar. Kendati demikian, semua
itu dilakukan tanpa mengorbankan makhluk lain. Ia berhasil mewujudkan
ambisi dengan kemampuannya sendiri.
.
Oleh
karenanya, berdasarkan syair di atas kita dapat menarik pelajaran
sebagai berikut. Dalam tataran duniawi memiliki ambisi menurut ajaran
Hyang Buddha tidaklah salah. Kita boleh saja mempunyai cita-cita atau
keinginan yang hendak dipenuhi. Hanya saja cara mewujudkannya harus
melalui jalan keluhuran dan cinta kasih. Bila tidak, kita tidak akan
mendapatkan kesejahteraan batin. Apabila kita menginginkan suatu benda
yang bagus, maka uang untuk membeli barang tersebut hendaknya diperoleh
dengan benar. Jika kita ingin memperoleh jabatan yang baik, maka hal
tersebut hendaknya diwujudkan dengan cara benar. Bukan dengan
menjelek-jelekkan atau menindas sesama rekan kerja dan bawahan. Agar
naik pangkat, kita justru hendaknya terlebih dahulu mendukung atau
membantu rekan kerja beserta bawahan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar