Selasa, 09 Juli 2013

PEDANG YANG DIPEGANG MANJUSHRI BUKANLAH PEDANG DAN KARENA ITU ADALAH PEDANG


PEDANG YANG DIPEGANG MANJUSHRI BUKANLAH PEDANG DAN KARENA ITU ADALAH PEDANG

Ivan Taniputera
9 Juli 2013




Dalam kehidupan ini kita senantiasa menggunakan pedang konseptualisasi guna memotong, membelah, dan memilah-milah berbagai realita dan menggolongkannya ke dalam ranah dualisme. Orang ini baik, yang itu buruk. Sekte ini benar dan sekte itu sesat. Agamaku yang paling benar dan agama lain salah. Yang ini bagus dan yang itu jelek. Kita senantiasa menggunakan pedang konseptualisasi sebagai wahana memotong-motong, memenggal, dan membelah-belah segenap realita atau fenomena. Namun, segenap upaya konseptualisasi itu bukanlah kebenaran tertinggi atau pamungkas. Mengapa demikian? Jawabnya sangat sederhana, karena segala sesuatu pada awalnya adalah tiada terbagi. Kesatuan asali inilah yang disebut hakikat sejati segala sesutu (tathata). Sebelum Anda menggunakan pedang konseptualisasi itu adakah yang sesat dan tidak sesat? "Sesat" dan "tidak sesat" hanya muncul setelah Anda menggunakan pedang konseptualisasi Anda, sehingga bukan merupakan sesuatu yang asali.

Kita menyaksikan bahwa Yang Arya Bodhisattva Manjushri memegang sebilah pedang. Namun jika dikatakan bahwa pedang itu bukan untuk membelah, memenggal, atau memotong berbagai realita, Anda mungkin akan kecewa. Anda akan bertanya-tanya, "Mengapa yang disebut pedang, tetapi tidak dapat dipergunakan membelah, memenggal, atau memotong sesuatu? Kalau begitu ia tak dapat disebut pedang." Namun itu adalah sekali lagi konsep bentukan pikiran Anda sendiri. Memang ia nampaknya adalah bukan pedang.

Pedang yang dipegang oleh Manjushri adalah pedang kebijaksanaan yang sudah terbebas dari dualisme. Sehingga tiada lagi yang perlu dibelah, dipotong, atau dipilah-pilah. Oleh karenanya, pedang Manjushri adalah bukan pedang, sehingga merupakan pedang sejati.

Semoga dapat menjadi bahan renungan yang baik.

Jasa pahala segenap kebajikan dilimpahkan pada Guru, Buddha, Dharma, dan Sangha serta Yang Arya Maha Dewi Rshi Yaochi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar