PEDANG YANG DIPEGANG MANJUSHRI BUKANLAH PEDANG DAN KARENA ITU ADALAH PEDANG
Ivan Taniputera
9 Juli 2013
Dalam
kehidupan ini kita senantiasa menggunakan pedang konseptualisasi guna
memotong, membelah, dan memilah-milah berbagai realita dan
menggolongkannya ke dalam ranah dualisme. Orang ini baik, yang itu
buruk. Sekte ini benar dan sekte itu sesat. Agamaku yang paling benar
dan agama lain salah. Yang ini bagus dan yang itu jelek. Kita senantiasa
menggunakan pedang konseptualisasi sebagai wahana memotong-motong,
memenggal, dan membelah-belah segenap realita atau fenomena. Namun,
segenap upaya konseptualisasi itu bukanlah kebenaran tertinggi atau
pamungkas. Mengapa demikian? Jawabnya sangat sederhana, karena segala
sesuatu pada awalnya adalah tiada terbagi. Kesatuan asali inilah yang
disebut hakikat sejati segala sesutu (tathata). Sebelum Anda menggunakan
pedang konseptualisasi itu adakah yang sesat dan tidak sesat? "Sesat"
dan "tidak sesat" hanya muncul setelah Anda menggunakan pedang
konseptualisasi Anda, sehingga bukan merupakan sesuatu yang asali.
Kita
menyaksikan bahwa Yang Arya Bodhisattva Manjushri memegang sebilah
pedang. Namun jika dikatakan bahwa pedang itu bukan untuk membelah,
memenggal, atau memotong berbagai realita, Anda mungkin akan kecewa.
Anda akan bertanya-tanya, "Mengapa yang disebut pedang, tetapi tidak
dapat dipergunakan membelah, memenggal, atau memotong sesuatu? Kalau
begitu ia tak dapat disebut pedang." Namun itu adalah sekali lagi konsep
bentukan pikiran Anda sendiri. Memang ia nampaknya adalah bukan pedang.
Pedang
yang dipegang oleh Manjushri adalah pedang kebijaksanaan yang sudah
terbebas dari dualisme. Sehingga tiada lagi yang perlu dibelah,
dipotong, atau dipilah-pilah. Oleh karenanya, pedang Manjushri adalah
bukan pedang, sehingga merupakan pedang sejati.
Semoga dapat menjadi bahan renungan yang baik.
Jasa pahala segenap kebajikan dilimpahkan pada Guru, Buddha, Dharma, dan Sangha serta Yang Arya Maha Dewi Rshi Yaochi.
Jasa pahala segenap kebajikan dilimpahkan pada Guru, Buddha, Dharma, dan Sangha serta Yang Arya Maha Dewi Rshi Yaochi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar