Kamis, 14 Februari 2013

VEGETARIAN?-TELAAH KRITIS TERHADAP SEBUAH SLOGAN

VEGETARIAN ? - TELAAH KRITIS TERHADAP SEBUAH SLOGAN

Ivan Taniputera
14 Februari 2013




Tadi siang sekitar pukul 12:30, saya menjumpai sebuah slogan yang isinya cukup menggelitik Agar tidak menyinggung pihak-pihak tertentu atau melakukan pelanggaran hak cipta, maka slogannya saya gambar ulang dengan sedikit mengubah susunan kata-katanya. Meskipun demikian, pesan yang hendak disampaikan adalah sama. Agar tidak terjadi kesalah-pahaman, saya perlu menjelaskan bahwa saya tidak mendukung atau menentang vegetarianisme. Setiap orang hendaknya diberi kebebasan menjalankan agama dan kepercayaannya masing-masing. Apa yang hendak saya kritisi adalah isi slogan di atas.

Pertama-tama marilah kita perhatikan baris berbunyi: "Tiga perlima (3/5) lahan pertanian di dunia dipergunakan bagi peternakan." Jika kita renungkan baik-baik, maka kalimat di atas mengandung kejanggalan dan kesalahan logika. Jika dipergunakan bagi peternakan, maka namanya bukan lagi pertanian, tetapi "peternakan." Karenanya kalimat di atas mengandung kesalahan logika. Lahan pertanian tidak mungkin dipergunakan untuk peternakan. Jika ada lahan yang dipergunakan bagi peternakan, namanya jelas adalah lahan peternakan-bukan pertanian! Sama mustahilnya dengan mengatakan "lahan pertanian yang dipergunakan bagi bengkel." Jelas sekali kalau dipergunakan bagi kegiatan perbengkelan, namanya bukan lagi pertanian, tetapi... bengkel! Selain itu, perlu pula diketahui bahwa kegiatan peternakan adalah penunjang bagi pertanian, karena peternakan menghasilkan pupuk yang sanggup menyuburkan tanah. Hewan ternak dapat dipergunakan membajak sawah. Dengan demikian, peternakan dan pertanian adalah sesuatu yang saling menunjang.

Kedua, dikatakan bahwa 48 persen air bersih diberikan bagi hewan ternak. Masalahnya adalah hewan ternak itu cukup minum air seadanya, misalnya air sungai. Juga air sisa-sisa yang dipergunakan manusia. Apakah ada hewan ternak yang diberi minum air mineral atau air minum dalam kemasan? Apakah para peternak memasak dulu air minum bagi hewan ternak mereka?

Ketiga, disebutkan dalam slogan di atas bahwa makanan yang diberikan pada hewan ternak dapat mengenyangkan 9 milyar orang. Tetapi patut diingat bahwa hewan ternak makan ampas atau sisa makanan yang telah dikonsumsi manusia. Anda tidak akan memberi sapi atau ayam Anda makanan berupa soto, rawon, sate, kare, nasi goreng, dan lain sebagainya. Apa yang dimakan oleh hewan ternak tidak dapat dimakan lagi oleh manusia, kecuali ada manusia yang bersedia makan ampas atau dedak. Dengan demikian, ungkapan bahwa makanan yang diberikan pada ternak dapat mengenyangkan 9 milyar orang adalah tidak masuk akal.

Keempat, disebutkan bahwa masih ada 2 milyar orang yang menderita kelaparan. Saya tidak mengatakan statistik ini benar atau salah. Namun jika melihat kaitannya, seolah-olah kelaparan terjadi karena makanan itu diberikan pada hewan ternak. Perlu kita ketahui bahwa penyebab utama kelaparan itu ada bermacam-macam. Salah satunya adalah peperangan dan rezim yang kejam, jahat, rakus, dan serakah. Peperangan kesukuan yang kerap berkecamuk di Afrika terjadi karena masing-masing pihak didukung oleh kekuatan-kekuatan negara adidaya. Negara-negara adikuasa itu berkepentingan mengatur peperangan agar pengaruh mereka semakin tertanam dan industri senjata mereka mengalami kemajuan. Selain itu, rezim dan diktaktor penindas yang bercokol di suatu negara juga kerap didukung pula oleh negara-negara adidaya. Oleh karenanya, seandainya setiap orang bervegetarian sekalipun, tanpa upaya nyata menghentikan kejahatan di atas, tetap saja kelaparan akan tetap ada. Kelaparan bisa terjadi karena pertambahan populasi penduduk yang melebihi daya dukung penyediaan pangan. Semuanya perlu ada keseimbangan.

Kelima, disebutkan setiap empat detik seorang anak mati kelaparan. Ini sudah disinggung pada poin keempat. Kelaparan adalah sesuatu yang kompleks. Uang untuk perlombaan senjata di negara-negara adikuasa, seharusnya dapat dipergunakan menolong orang yang kelaparan. Dengan demikian, lebih penting membicarakan mengenai perdamaian dunia dan perlucutan senjata, ketimbang mempermasalahan makanan atau minuman ternak. Jika seseorang tidak ingin setiap tiga detik seorang anak mati kelaparan, maka ia harus memiliki keberanian menyuarakan humanisme dengan menentang diktaktor dan rezim yang serakah.

Saya tidak menentang vegetarian. Jikalau vegetarian dapat dipergunakan melatih cinta kasih pada semua makhluk, maka tentunya sangat baik dan bermanfaat. Kendati demikian, ajaran yang baik juga harus diungkapkan dengan alasan tepat dan bukannya asal-asalan, apalagi berlandaskan kekeliruan logika. Analoginya adalah air dan pipa. Air yang bersih jika disalurkan melalui pipa yang kotor, tidak lagi menjadi air bersih. Air kotor jika disalurkan melalui pipa yang kotor juga tidak dapat menjadi air bersih. Apalagi air kotor disalurkan melalui pipa yang kotor. Yang tepat adalah air bersih disalurkan melalui pipa yang bersih.

Selain itu, seorang vegetaris hendaknya tidak memandang rendah orang yang non vegetaris.

Sebagai penutup terhadap kritikan saya, jika benar menghendaki orang bervegetarian, maka bukankah seharusnya makanan vegetarian dijual dengan harga jauh lebih murah dan porsi mengenyangkan. Jika harganya lebih mahal atau sama dengan makanan non-vegetarian, untuk apa saya membeli makanan vegetarian?

Semoga bermanfaat dan menjadi renungan dengan kepala dingin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar