Talismans in Chinese Buddhist Tradition (Tradisi Pembuatan Hu Pada Buddhisme Tiongkok)
Ivan Taniputera
27 November 2012
BILINGUAL EDITION
Indonesian and English
Tradisi pembuatan hu (符 = fu) masih banyak belum dikenal oleh umat
Buddha. Kebanyakan mengatakan bahwa di dalam Agama Buddha tidak ada hu.
Hal ini mungkin benar jika yang dimaksud adalah kanon Pali, namun kita
sebenarnya dapat menjumpainya dalam kanon Buddhist Mahayana.
Talisman tradition is still unknown by many Buddhists. Mostly of them
think that talismans can not be found in Buddhism. This is may be true
by Pali Canon, but we actually can found them in Mahayana Buddhist
canon.
Pada beberapa naskah yang disebut "sutra-sutra dharani" (陀羅尼經),
Buddha mengajarkan para siswanya agar menuliskan mantra-mantra tertentu
dan menaruhnya dalam stupa sebagai obyek pemujaan atau membawanya
sebagai semacam jimat.
In some texts which so called "dharani sutras" (陀羅尼經),
Buddha taught his disciples to write down any mantras and put them in a
stupa as veneration object or take them as talismans.
Contoh pertama yang akan kita bahas adalah Sutra DharaniUsnisavijaya ( 佛頂尊勝陀羅尼經).Disebutkan
bahwa jika kita menuliskan Dharani ini dan menaruhnya pada sebuah panji
tinggi, gunung, atau bangunan tinggi, setiap makhluk hidup yang melihat
Dharani tersebut, terkena bayangannya, atau tertimpa butiran-butiran
debu yang berasal darinya, segenap karma buruk mereka akan dimurnikan,
serta tak akan pernah mundur lagi dari jalan menuju Penerangan Sempurna.
The first example that we will discuss is Usnisavijaya Dharani Sutra ( 佛頂尊勝陀羅尼經).
It is said that if we write this Dharani and put it on the top of a
tall banner, mountain, or high structure, every sentient beings who see
the dharani, befallen by its shadow, or befallen by its dust particles,
will be purified from their evil karma and will never regress from the
path to perfect enlightenment.
Usnisavijaya Dharani (Picture source: http://neozen888.files.wordpress.com/2011/05/usnisa-vijaya-dharani.jpg).
Lebih jauh lagi dalam Sutra Dharani Marici ((佛說摩利支天陀羅尼咒經) -
Taisho Tripaka 1256), disebutkan bahwa jika kita menuliskan Dharani
Marici, menaruhnya pada rambut atau baju, dan membawanya ke manapun
pergi, maka Dharani tersebut akan sanggup melindungi kita dari
kemalangan apapun.
Moreover, in the Marici Dharani Sutra (佛說摩利支天陀羅尼咒經) - Taisho
Tripaka 1256, it is said that if we write Marici Dharani, put it in our
hair or cloth, and take it everywhere, then this Dharani can protect us
from any calamities.
Pada Sutra Kekuatan Adikodrati Ucchusma Yang Sanggup Menghentikan Ratusan Perubahan, kita dapat menjumpai beberapa hu:
Ini the Sutra of Ucchusma on the Supernatural Power That Stops Hundreds of Transformations, we can find some talismans:
Sumber gambar: The Quintessence of Secret (Esoteric) Buddhism by Trieu Phuoc (Duc Quy).
Menurut sutra yang disebutkan di atas, hu ini dapat melimpahkan
pengetahuan dan kebijaksanaan, namun kita hendaknya juga melafalkan
dharani-nya 1.000 kali.
According to above mentioned Sutra, this seal can bestow us knowledge
and wisdom, but we should recite also the dharani 1.000 times.
Sumber gambar: The Quintessence of Secret (Esoteric) Buddhism by Trieu Phuoc (Duc Quy)
Hu dapat membuat orang yang melihat praktisi merasa bergembira dan juga melindungi dari penderitaan.
This seal can make people happy who see the practioner and also protect from miseries.
Hu yang nampak pada gambar di atas memperlihatkan pengaruh Tiongkok.
Seals which are pictured above clearly shown Chinese influence.
Bukti-bukti di atas memperlihatkan bahwa ilmu hu juga ada dalam kanon Buddhisme Mahayana, khususnya bagian Tantrayana.
These facts show us that talisman tradition can also be found in Mahayana Buddhist canon especialy, Tantric Buddhism.
Di samping itu, di kalangan rakyat terdapat pula hu bernuansa Buddhis.
Besides that, within folktradition we can find also talismans which represent Buddhist influence:
Tiga tanda di bagian atas fu (nomor 1) melambangkan Triratna atau Tiga Permata (Buddha, Dharma, dan Sangha). Di bagian tengah fu dapat kita saksikan transliterasi bahasa Tionghua mantra Avalokitesvara (Om mani padme hum ), yang berbunyi: an ma ni ba mi hong. Fu di atas merupakan fu
Avalokitesvara (Guanyin) guna menolak berbagai mara bahaya. dimana
penggunaannya dengan cara dibakar dan abunya dicampur dengan air serta
diminum.
Three mark signs (number 1) in the upper part of talisman represent
Triple Jewels (Buddha, Dharma, and Sangha). In the middle part we can
notice the transliteration of Avalokitesvara mantra (Om mani padme
hum)-an ma ni ba mi hong. This is a talisman of Avalokitesvara (Guanyin)
for protection toward any calamities. It should be burnt, mixed with
water, and to be drunk.
Ini adalah hu tujuh Buddha melimpahkan keselamatan. Kita dapat
memperhatikan adanya aksara 唵 (an or Om), aspek yang sangat penting
dalam mantra Buddhis atau Hindu. Selain itu, kita dapat pula menyaksikan
tujuh aksara 佛 (fo) yang berarti Buddha.
This is a talisman of seven Buddhas bestowing safety. We can notice
the character 唵 (an or Om), the very important element in Buddhist an
Hindu mantras. We can see also seven 佛 (fo or Buddha) characters.
TAMBAHAN
ADDITION
Sebagai bahan perbandingan, saya akan mengulas pula hu yang dijumpai
di Muangthai. Sebagaimana yang sebagian besar di antara kita ketahui,
bangsa Thai merupakan penganut Buddhisme Theravada.
As comparison, I will also discuss some talismans which can be found
in Thailand. As mostly of us know, Thai people are adherents of
Theravada Buddhist tradition.
Hu jenis ini digambarkan pada secarik kain kuning dan ditulis dengan
tinta merah. Gunanya adalah mendatangkan keberuntungan dan kemakmuran.
Kita dapat menyaksikan gambar Bhikkhu Sivali (nomor 2). Gambar Mogallana
dan Sariputta (nomor 3) beserta dewi-dewi bumi dan langit (nomor 4).
This kind of amulet is drawn on a piece of yellow cloth and written
by red ink. The function is to bring luck and wealth. We can see the
picture of Bhikkhu Sivali (number 2). Pictures of Mogallana and
Sariputta (number 2), and earth and sky goddeses (number 4).
Kita dapat pula menjumpai beberapa hu Thai lainnya sebagai berikut:
We can also found some kind of Thai Talismans as following:
Sumber/ Source: Short Notes of Religious Articles (vol 2) halaman 74
Amulet ini berasal dari Kuil Wat Khun Phien Yankonporn, Propinsi
Sukphan, Muangthai. Gambar seperti kura-kura pada bagian bawah Buddha
melambangkan Dewa Khun Phien yang diyakini sanggup menganugerahkan
kemakmuran.
This amulet originated from Wat Kun Phien Yankonporn Temple, Sukphan
Province, Thailand. The picture like tortoise under Buddha represents
God Khun Phien who is believed can bestow wealth.
Sumber/ Source: Short Notes of Religious Articles (vol 2) halaman 73
Amulet ini berasal dari Kuil Wat Charkrapoon di Bangkok. Pada bagian
tengah amulet ini tergambar Brahma yang juga dikenal sebagai Phra-pom
dalam bahasa Muangthai. Simbol-simbol yang berada di sekeliling Brahma
melambangkan lima unsur, yakni logam, kayu, air, api, dan tanah; atau
hendak menyatakan bahwa Brahma adalah penguasa bagi kelima unsur
tersebut.
This amulet is originated from Wat Charkrapoon Temple in Bangkok.
Brahma who is also known by Phra-pom in Thai language potrayed in the
middle. Symbolisms around Brahma represent five elements: metal, wood,
water, fire, and earth. This means that Brahma is the lord of 5
elements.
Sumber/ Source: Short Notes of Religious Articles (vol 2) halaman 72.
Hu ini berasal dari Kuil Thanompaching, Propinsi Wong Khai, Muangthai
Timur Laut. Diyakini pula bahwa hu ini dapat menghindarkan sabotase
terhadap usaha kita.
This amulet is originated from Thanompaching Temple, Wong Khai
Provice, North East Thailand. It is believed that this talisman can
protect our bussiness from sabotage.